Lutim, inspirasiupdatenews.com — PT Vale Indonesia Tbk baru-baru ini kembali menunjukkan komitmennya terhadap keselamatan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat. Hal ini diwujudkan melalui pelaksanaan simulasi implementasi Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Seri Sungai Larona yang digelar di Malili, Kabupaten Luwu Timur, pada Rabu, 18 Juni 2025.
Simulasi ini merupakan bagian dari siklus lima tahunan yang diwajibkan kepada pemilik dan pengelola bendungan. Head of Mine Sorowako Operation PT Vale Indonesia Tbk, Iqbal Al Farobi, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari tanggung jawab perseroan dalam memastikan kesiapan menghadapi potensi krisis, baik akibat faktor alam maupun ulah manusia.
“Simulasi RTD yang pertama kami lakukan pada akhir tahun 2018. Kami jadwalkan secara berkala setiap lima tahun untuk mengevaluasi dan mengukur kesiapan dalam menghadapi kondisi darurat,” ujar Iqbal, mewakili Chief Operation and Infra PT Vale, Abu Ashar.
PT Vale mengelola tiga bendungan penting: Bendungan Batubesi yang dibangun pada tahun 1978, Balambano tahun 1999, dan Karebbe pada tahun 2011. Ketiganya merupakan bagian integral dari sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang memasok listrik sebesar 365 megawatt untuk mendukung operasional tambang nikel PT Vale di Blok Sorowako, Luwu Timur.
Direktur Eksternal PT Vale Indonesia Tbk, Endra Kusuma, juga menekankan pentingnya kegiatan ini. “Melalui simulasi ini, kita semua bisa mengukur kesiapan menghadapi bencana. Ini bukan hanya untuk memenuhi kewajiban formalitas, tetapi untuk memastikan keselamatan masyarakat dan lingkungan di sekitar operasional perusahaan,” tegas Endra.
Kegiatan simulasi RTD kali ini menjadi bagian dari strategi mitigasi risiko perusahaan dan penguatan sistem manajemen keselamatan berbasis masyarakat. Dengan pendekatan partisipatif dan kolaboratif, PT Vale terus memperkuat posisinya sebagai perusahaan tambang nikel yang berkelanjutan dan berakar kuat di Indonesia.
(Ac/Gb)