Blog

Polres Lutim Simulasi Penanganan Kericuhan Jelang Pilkada 2024

×

Polres Lutim Simulasi Penanganan Kericuhan Jelang Pilkada 2024

Sebarkan artikel ini

Inspirasi.uldate.com, Luwu Timur – Kepolisian resor Luwu Timur menggelar simulasi penanganan kericuhan dalam aksi unjuk rasa yang berujung kericuhan di kantor pemilihan umum (KPU) Luwu Timur, kawasan Puncak Indah Malili. Simulasi dilakukan di lapangan Merdeka Soekarno Hatta, Malili (Rabu (254/07/2024) guna mengantisipasi potensi gangguan kamtibmas menjelang pelaksanaan pilkada serentak 2024.

Kapolres Luwu Timur, AKBP Zulkarnai dalam sambutan apel sistem pengamanan kota (Sispamkota) mengatakan pada 1 Agustus 2024 mendatang, akan dimulai operasi Mantap Praja untuk memastikan keamanan dan kondusivitas wilayah.

“ Untuk pilkada serentak pemilihan Gubernur/ wakil gubernur dan pemilihan Bupati/wakil bupati akan ada tambahan 100 personil ditambah satu kompi Brimob dari Polda Sulsel,” kata Zulkarnain.

Dia mengungkapkan perkuatan personil pengamanan pilkada juga melibatkan unsur TNI, Satpol PP, dinas perhubungan serta instansi terkait lainnya “ Saat ini kami memastikan situasi kamtibmas di wilayah hukum Polres Lutim masih tetap terkendali. Semoga situasi ini dapat terus bertahan hingga dan pasca pilkada di bulan Nopember 2024,” imbuh Kapolres Zulkarnain.

Simulasi Sispamkota diawali dengan adanya keributan di salah satu TPS di kota Malili. Puluhan massa memprotes hasil perhitungan suara yang dilakukan KPPS. Massa lalu mendatangi kantor KPU Luwu Timur melanjutkan aksi protesnya.

Selanjutnya, massa memaksa memasuki kantor KPU. Saling dorong antara petugas dan massa mewarnai aksi protes tersebut. Eskalasi makin meningkat ketika sejumlah massa melakukan lemparan ke kantor KPU dengan menggunakan botol mineral dan batu.

Situasi yang main memanas ini, memaksa personil polisi melepaskan tembakan gas air mata untuk membendung keberingasan massa.Bahkan di tengah kericuhan tersebut, terdapat dua orang pengunjuk rasa membawa busur dan senjata api.

Komandan personil keamanan memerintahkan massa untuk mundur, namun himbaua tersebut tidak diindahkan. Polisi kemudian melakukan tindakan tegas dengan memukul mundur massa yang main anarkis.

Sejurus kemudian, polisi menangkap dan mengamankan sejumlah orang yang dianggap provokator dan oknum yang melakukan peruskan fasilitas publikk. Tak sampai di situ, personil pengamanan juga menembak mati seorang pengunjuk rasa yang membawa senjata api.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *