Lutim, inspirasiupdatenews.com – Kepala Desa Asuli, Martha Somba, bersama sejumlah warga dan Tim Verifikasi Kompensasi Lahan didampingi Tim Kuasa Hukum dari Kantor Hukum Law Firm Radar & Partners resmi membuat laporan polisi di Mapolres Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Laporan ini ditujukan kepada oknum yang diduga mengaku sebagai wartawan, Kamis, (19/6/2025).
Pengaduan tersebut memuat dua poin utama, yakni dugaan pencemaran nama baik dan dugaan pemerasan hingga belasan juta rupiah.
“Kami resmi melaporkan oknum yang diduga wartawan. Kami ikuti prosesnya dan biarkan fakta serta data yang berbicara nanti ketika dimintai,” kata Martha.
Jumardin, atau akrab disapa Sombe, yang turut mendampingi, menjelaskan bahwa tujuan pengaduan ini adalah untuk mengungkap siapa benar dan siapa salah dalam tuduhan terhadap kepala desa, warga, dan Tim Verifikasi terkait dugaan manipulasi data penerima kompensasi lahan di Kecamatan Towuti.
“Kalau memang mereka punya data, silakan datangi kami dan perlihatkan data mana yang kami tuding dimanipulasi, terus warga yang mana mereka maksud. Karena sejauh ini warga di Asuli aman-aman saja. Mereka malah ribut di medsos dan lain-lain, mengatasnamakan tim investigasi dari 6 media. Nah memangnya siapa yang suruh buat tim lalu terkesan mencari-cari kesalahan, kenapa kami harus dimintai sejumlah uang dengan alasan karena siang malam, hujan panas cari data. Kami sudah bantu lagi karena berbicara kemanusiaan secara pribadi, malah seolah-olah kami di sini bersalah. Sudah dibantu malah dia bilang tidak cukup dibagi-bagi. Aneh!” ujar Sombe.
Jumardin melanjutkan bahwa pihaknya sudah menyerahkan kasus ini kepada aparat penegak hukum dan kuasa hukumnya untuk dikawal lebih lanjut. Ia meminta semua pihak menunggu pembuktian dan data yang akan diungkap dalam proses hukum.
“Jadi intinya kami sudah buat Laporan Polisi, biarkan APH menindaklanjuti persoalan ini. Kasus ini juga kami serahkan ke kuasa hukum kami untuk mengawalnya. Nanti kita lihat data mana yang mereka maksud, warga yang jadi narasumbernya siapa, dan media mana yang mereka katakan ada 6, karena saat ini kami baru mengantongi dua nama oknum diduga mengaku wartawan,” cetus Sombe. (*)
(Ac/Gb)